Sekretaris
Jenderal ASEAN Surin Pitsuwan mengatakan nasib malang kelompok minoritas
etnis Rohingya di Myanmar menjadi tanggung jawab bersama pimpinan di
negara tersebut.
"Saya pikir itu adalah tanggung jawab kolektif pimpinan Myanmar untuk
menghadapi isu ini dan menjelaskannya pada komunitas ASEAN dan
internasional," ujar Surin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (26/7).
Ia menyatakan hal itu seusai memberikan presentasi hasil pertemuan
Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-45 kepada komunitas diplomatik dan
media di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Hal ini dikatakannya menyusul ada kritik terhadap ikon demokratisasi
Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang dianggap bungkam mengenai nasib malang
kaum minoritas ini di Myanmar.
"Saya tidak bisa bicara atas nama dia dan saya bukan dalam posisi itu,
tapi yang bisa saya katakan adalah ini tanggungjawab bersama pimpinan
Myanmar," ujar Surin.
Amnesti Internasional melaporkan puluhan ribu kaum Muslim Rohingya
telah dibunuh, diperkosa dan terpaksa mengungsi setelah terjadi
kerusuhan komunal di negara bagian Rakhine yang berbatasan dengan
Bangladesh.
Surin mengatakan sikap Sekretariat ASEAN bergantung pada berbagai
sumber termasuk badan pengungsi PBB, UNHCR dan juga Bangladesh sebagai
negara tetangga Myanmar, untuk mendapatkan penjelasan tentang masalah
ini.
Menurut Surin, pihaknya mendapat penjelasan dari Bangladesh saat ini
diperkirakan ada 500 ribu pengungsi Rohingya yang melintas perbatasan
kedua negara dan mengungsi di wilayah Bangladesh yang berbatasan dengan
Myanmar.
Namun Surin mengatakan hal itu perlu diverifikasi ulang dan dia
menyatakan harapannya untuk mendapatkan kerja sama dan dukungan penuh
karena isu ini 'sangat serius dan emosional' untuk ASEAN.
"ASEAN perlu menghadapi masalah ini apabila ASEAN akan menjadi
komunitas yang saling berbagi dan peduli. ASEAN perlu penjelasan
lengkap mengenai apa yang terjadi dan itu yang sedang kami cari," ujar
Surin.
Penjelasan itu telah dimintanya kepada Menteri Luar Negeri Myanmar U
Wunna Maung Lwin dan Menlu Bangladesh Dipu Moni di sela-sela rangkaian
pertemuan ASEAN di Phonm Penh awal bulan ini.
Surin mengatakan kedua negara diharapkan bisa menyampaikan penjelasan
mereka mengenai nasib kaum minoritas Muslim Rohingya, yang tidak diakui
sebagai warga di kedua negara tersebut, sebelum pertemuan
menteri-menteri luar negeri ASEAN.
No comments:
Post a Comment